Dalam musim penghujan ini, kewaspadaan dalam menghadapi bencana terutama banjir sangat diperlukan.
Manusia bisa menjadi bagian atau salah satu faktor penyebab bencana alam yang sering terjadi di pelbagai daerah di Indonesia pekan ini.
sering kali kita menganggap bahwa bencana yang terjadi karena hanya pengaruh faktor alam saja, namun jika dilihat dari kondisi keadaan lingkungan, ini bisa jadi salah satu penyebabnya.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika mengungkapkan bencana yang terjadi dipelbagai daerah di Indonesia bukan hanya sekali ini saja terjadi, sejak puluhan, bahkan ratusan tahun lalu berbagai daerah bencana melanda negeri ini, mulai dari banjir, longsor, erosi, dan sebagainya menjadi suatu peristiway yang tak dapat dielakan lagi oleh manusia.
Salah satu contoh bencana alam yang terjadi tahun ini adalah Jakarta.
Jakarta yang selalu menjadi langganan banjir ini tidak membuat jera masyarakatnya akan pentingnya lingkungan, padahal jika dilihat dari sisi sejarah, kota ini merupakan pusat ibu kota, berbagai aktivitas dan perdagangan maupun kepemerintahan berada di kota tersebut. Namun sayang perkembangan kota Jakarta tidak seiring dengan peraturan ketertiban dalam tempat tinggal maupun tata ruang kota yang begitu padat, dan menyebabkan daerah serapan air harus tertutup dengan gedung yang dibangun oleh manusia. begitupun di berbagai daerah lainnya, penebangan hutan secara liar menyebabkan erosi hingga menimbulkan longsor bahkan banjir ketika hujan.
Kepala badan meteorologi dan geofisika Hartoyo, mengungkapkan "Kita jangan selalu menyalahkan alam !" serunya.
Semua bencana selalu menimbulkan dampak pada manusia, baik kesehatan, infrastruktur, mental bahkan jiwa pun menjadi korban. kebersihan serta kerapihan lingkungan turut serta dalam mencegah terjadinya bencana dengan membuang sampah pada tempatnya, menanam penghijauan, dan memberikan lahan untuk serapan air, bisa menahan terjadinya banjir, jika curah hujan tinggi.
Menurut media TEMPO, masih segar dalam ingatan, tahah longsor yang terjadi di Tawamangu, Karang Anyar, Jawa Tengah menewaskan korban jiwa hingga 65 orang, selain tanah longsor banjir akibat luapan sungai bengawan Solo terjadi di Solo hingga Bojonegoro, jalur transportasi pun lumpuh 26 desember 2007 lalu, setelah itu banjir besar kembali melanda Bojonegoro, Ngawi, Madiun, Ponorogo, dan Kudus, 10 ribu korban mengungsi di Jalan Raya Geneng, sedangkan 20 ribu warga Kwadungan bertahan di atap rumah mereka masing-masing. Korban tewas empat orang.
Bencana yang dipicu oleh manusia kini semakin mengerikan, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam kelestarian alam agar tidak selalu menimbulkan bencana.